Rss Feed
Rss Feed

Jumat, 26 April 2013

MODEL PEMBELAJARAN ARIAS

Sesuai dengan hukum kehidupan. Semuanya pasti berkembang, termasuk metode pendidikan. Model pembelajaran ARIAS adalah perkembangan atau modivikasi dari model pembelajaran yang sebelumnya ada, yaitu ARCS (attention, relevance, confidence, satisfaction). (Keller’s: 1998: 1)
Pada model pembelajaran ARIAS ditambahkan beberapa poin yang harus diperhatikan. ARIAS itu kepanjangan dari attention (minat/perhatian), relevance (relevansi), Confidence (percaya/yakin), satisfaction (kepuasan/bangga), dan assessment (evaluasi). Pada metode pembelajaran ARIAS ini ditambah satu komponen lagi yang harus diperhatikan, yaitu evaluasi. (Sopah; 2007: 2)
Evaluasi memang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Sebenarnya tidak hanya dalam pembelajaran saja, dalam kehidupan sehari-hari pun evaluasi tetaplah sangat penting. Evaluasi merupakan system terbaik untuk mengenali diri. Mengenali pencapaian, kekurangan dan kelebihan dalam mencapai tujuan. 
 
   Berikut adalah komponen-komponen atau poin-poin dalam model pembelajaran ARIAS:
             Assurance  (percaya diri)
Percaya diri merupakan kata kunci untuk setiap orang bisa melangkah maju. Bagaimana tidak, jika siswa dalam pembelajaran sudah meyakini bahwa dia pasti tidak mampu memahami, bagaimana semangat belajar akan muncul? Tapi nyatanya masih banyak siswa yang mempunyai masalah dalam hal percaya diri. Sangat diperlukan seorang pendidika yang bisa memotivasi dan memunculkan rasa percaya diri siswa.
Dengan metode pembelajaran ARIAS ini diharapkan seorang guru tidak hanya mengajar, namun lebih kompleks lagi, yaitu memotivasi dan memunculkan rasa percaya diri siswa untuk menghadapi suatu pelajaran.
             Relevance (relevasi)
Relevansi atau kesesuaian. Bagaimana siswa bisa tertarik dengan apa yang disampaikan guru jika pelajaran atau informasi yang disampaikan seoarang guru termasuk dalam kategori kuno, biasa-biasa saja dan tidak menarik.
Seorang guru hendaknya bisa membaca kondisi psikologi manusia. Suatu informasi kuno sekali pun bisa sangat menarik kok, jika dikemas dalam penyampaian yang menarik. Semuanya bisa diatur dan dimodifikasi.
Salah satu penerapan metode itu ternyata sangat luas. Tidak hanya pada metode pembelajaran saja. Tetapi juga metode kepenulisan.
Hendaknya, dalam penulisan apa pun itu dikemas secara menarik supaya tidak membosankan dan akhirnya ditinggalkan. Penulisan menarik itu contohnya bisa dilihat di salah satu website spesialis kehamilan. Selain menyajikan konten yang terfokus, ternyata penyampaiannya pun sangat terkonsep.
Semisal seorang guru akan menyampaikan informasi tentang rukun iman (Islam). Seorang guru hendaklah mengambil angel yang tepat dan menarik untuk siswa. Tidak harus menjelaskan bahwa rukun iman itu ada 5, yang pertama adalah blab la bla. Tidak harus seperti itu. Belum lagi semangat penyampaian guru.  
Coba bandingkan dengan keterangan berikut ini. seorang guru bisa mengawali penjelasan dari sebuah cerita atau ilustrasi yang cetar membahana. “Kalian sebenarnya itu percaya sama Tuhan nggak sih? Ada yang nggak percaya sama Tuhan? Nanti saya beri hadiah deh.” Siswa pasti clingak-clinguk nggak karuan mendengar pertanyaan-pertanyaan unik itu. Dilanjut dengan “Keimanan itu memang sangat mahal. Sekarang ini buktinya.” Begitu akan lebih menarik.
             Interest (minat/perhatian)
Seoarang guru harus bisa menarik minat atau perhatian siswa. Banyak cara kok yang bisa digunakan. Selain dengna menyampaikan prolog-prolog yang mengejutkan, seorang guru juga bisa menyambuhngkah atau menghubungkan informasi yang sekarang (terkini) dengan materi pembelajaran.
Semisal hari ini akan membahas bab “haji”, maka tidak ada salahnya jika siswa dibawa dulu dalam cerita. Misalkan seorang guru itu menceritakan tetangganya yang baru pulang piknik dari Makkah (haji yang tidak mabrur). Dalam bercerita, guru lebih dianjurkan untuk ekspresif.
             Assessment  (penilaian) dan Evaluasi
Anda perlu ketahui bahwa setiap orang secara alamiah suka apabila dirinya diperhatikan. Diakui atau tidak, tapi fakta mengatakan seperti itu. Begitu pun siswa mereka akan merasa senang jika apa yang telah mereka kerjakan memperoleh perhatian dari guru dan teman-teman mereka.
Fungsi evaluasi selain mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing juga berfungsi sebagai ajang akrabisasi antara guru dan siswa. Evaluasi tidak harus dilakuin dengan hal-hal atau proses yang serem dan menakutkan kok. Buat saja banyolan-banyolan dan hukuman-hukuman yang lucu. Pasti siswa bisa merasakan serunya proses pembelajaran seorang guru.
Nilai, atau hasil evaluasi sebenarnya tidak terlalu penting kok. Namun yang terpenting adalah respon siswa setelah diadakan evaluasi. Jika setelah dievaluasi siswa tambah malas belajar dan minder ya sama saja. Percuma, lebih baik tidak dilakukan evaluasi tapi siswa tetap semangat belajar. Dari situlah seorang guru hendaknya bisa mengemas perkataan secara bagus. Tidak boleh menghakimi apalagi menyinggung perasaan.
             Satisfaction (kepuasan/rasa bangga)
Mungkin yang dimaksud empunya metode adalah penghargaan. Seorang guru bisa menghargai siswa sebagai pribadi tersendiri. Seorang siswa juga bisa menghargai guru sebagai pribadi tersendiri. Dari penghargaan itulah siswa dan guru akan merasa puas dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan bersama.

Begitulah model pembelajaran ARIAS. Intinya adalah ada 5 poin yang harus diperharikan. Jika Anda sebagai seorang guru merasa tertarik dengan model pembelajaran ARIAS dan ingin mempraktikkannya segera, Anda bisa mengawalinya dengan keyakinan. Anda terlebih dahlu harus meyakini bahwa diri Anda mampu melakukannya. Jika Anda sendiri sebagai guru sudah tidak percaya diri dan yakin, bagaimana bisa meyakinkan siswa untuk memahami apa yang Anda sampaikan? Selamat mencoba.
                                             
edy arif tirtana
*diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: