Setiap orang sudah pasti pernah merasakan rindu. Entah levelnya berbeda atau tidak, namun kenyatannya, lewat 3 puisi ini edy arif tirtana ingin mengekspresikan kerinduannya entah pada apa, dengan sajak-sajak keindahan. selamat menikmati..
AKU RINDU PADAMU
KemarilahAku rindu padamuPada setiap kita lewati masa, menara, kota dan segenap pasar riuh mereka bersaksi sekuncup mawar telah mekari hati ini. kabarkanlah pada lalulalang burung pendongeng yang tersalur paruhnya segenap bencoleng
KemarilahAku rindu padamuCupido menarinari dipelipis dan lepaskan panahnya entah padamu, tapi jelas padaku. Alunan musik syurgawi pertama menjelma tabir atas segala alasan. Rupaya hati terlalu cepat merekam seluruh hiasan kejadian. Muncullah engkau sebagai putri bayangan pengkisahan. haruskah ada alasan untuk sekedar menyambung keinginan?
KemarilahAku rindu padamuAir ludah gampang berubah, sebegitu juga kau. kodemu terlalu tinggi diterjemah pemula dan mungkin terasa tajam kali pertama. Lalu beriburibu topeng kubeli untuk sekedar menghibur diri. Biarlah kau dijalanmu dan aku dijalanku.
KemarilahAku rindu padamudengan segenap topeng aku berbohong. Menggandeng wajah sumringah dari hati yang bubrah. Mungkin harumu meleleh sampai sekarang kumerindu saat. Atau mungkin tawamu jua atas segalanya? Tenang saja, aku hanya menduga. Tidak meminta
kemarilahaku rindu padamuhanya ingin melihatmu. Biarkan setiap syaraf tubuhku menyimpan pesan visul wajahmu itu. Kau muncul kali ini sebagai bekal samapai nanti…aku hanya ingin melihatmu meski kau tak tahu mengapa aku
Ngaliyan, 2 Juli 2010
MALAM
malammendekatlah padaku kali inikemarilah, kerna disini sendiri tak ada pagitapi sudahlah, mungkin pagi sedang sibuk bersama siangsedang koordinasi tentang tautan hari-hari depanlipakanlah
malammendekatlah, aku tahu kau dililit sepibegitu juga aku saat inituanglah di dadaku asih sehingga padam bara initebarlah bintang biarku sadar dan sabar tentang "kemana mereka sat ini"
malambegitu kupanggilmu jika kurapuhseperti saat ini malam...Ngaliyan, 3 Juli 2011
TUNGGU AKU
Tegak-tegaklah kau bungakujangan kau mau terjebak malamterus sanggalah kelopak bawakan amantuk kita telan segala anganpanas tlah kini tertindih hujanhentikan tangishentikan gigilanakukan datangakukan pulangtunggu aku di peraduan dengan mata terpejam
Ngaliyan, 9 September 07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar