Sebagaimana
seluruh isi dunia ini diciptakan untuk dibaca. Nah, deretan 3 sajak ini coba
membaca sedikit dari bagian isi dunia itu. Dalam 3 sajak ini diungkap bahwa
manusia berjalan beriringan untuk saling melengkapi dan memperindah sesama.
sama sekali bukan untuk merubah, namun lebih jauh, untuk menikmati.
MATAMU ITU
kulihat bening di matamu
payung mendung selalu teduh beriring sepoi
menderai ayu lentik alismu
aduhai…
hingga diriku terpasung limbung saat mata beradu senyap
gelap gulita…
sesampai waktunya, diriku terkapar menggelepar diujung kelakar dunia
namun, matamu itu bening tetap selalu.
HUJAN
ada hujan yang tak reda hari ini
akan pulakah kau menjadi hujan yang tak kuinginkan dalam imaji?
atau kau menjadi sajalah terbit mentari yang kunanti tiap pagi
tapi sama sajalah
kau tetap menjadi kau
aku tetap sebagai aku
dan ia pun tetap menjadi ia
tak ada dari kita yang dapat menjadikan reda hujan hari ini.
MALAM
malam
mendekatlah padaku kali ini
kemarilah, karena disini sendiri tak ada pagi
tapi sudahlah, mungkin pagi sibuk bersama siang
sedang koordinasi tentang tautan hari-hari depan
lupakanlahmalam
mendekatlah, aku tahu kau dililit sepi
begitu juga aku saat ini
tuanglah di dadaku asih hingga padam bara ini
tebarlah bintang biarku sadar dan sabar tentang kemana mereka sat ini
malam
begitu kupanggilmu jika kurapuh
seperti saat ini malam...
edy arif tirtana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar