Kekuatan mental dalam diri kita berperan sebagai pendorong. Umpama mobil, mental adalah busi yang dapat menghasilkan listrik atau api pemicu pembakaran. Tanpa adanya listrik dari busi, mesin mobil tidak bisa dihidupkan. Begitu juga dengan manusia, tanpa kekuatan mental yang kuat, ia akan “mati” sebelum “mati” –meminjam istilah pejuang HAM, almarhum Munir-.
Disadari atau tidak, banyak orang malah sengaja menjerumuskan dirinya pada kegagalan lantaran ciutnya mental. Alasannya sangat sederhana, mereka tidak memiliki daya pendorong yang cukup untuk melakukan sesuatu hal. Mereka terlalu khawatir dan akan melewatkan begitu saja kesempatan yang diberikan Tuhan padanya. Biasanya, orang macam itu cara berfikirnya super rumit hingga ia sendiri kadang tak mengerti bagaimana jalan pikirnya.
Menurut kaum cuttal (ciut mental), tenggelam dalam penyesalan dianggap lebih nyaman daripada mengalir dalam proses pembuktian (mencoba). Mereka hanya mau melakukan sesuatu hal jika semuanya sudah pasti. Mereka sangat anti dengan yang namanya spekulasi.
Padahal, kamu tahu, dalam perjalanan hidup ini tidak ada jawaban yang pasti. Tidak ada yang ngerti esok terjadi apa. Bahkan satu jam lagi atau satu menit lagi akan terjadi apa, kita nggak tahu sama sekali. Itu bukan wilayah kita. Jadi ya jangan terlalu dipikirkan. Meski kamu sudah merencanakan sesempurna mungkin, namun tetap nggak ada jaminan untuk suksesnya rencana kamu 100 %. Masih rahasia.
Rahasia Kegagalan Yang Mutlak
Ngomong tentang kegagalan, aku jadi ingat dengan tukang parkir nasi kucing depan apotek 24 jam Ngaliyan. Ada hal yang ia ingatkan perihal gagal dan berhasil. Ia bilang begini, “ada dua kemungkinan kalau kamu sedang mencoba, yaitu gagal dan berhasil. Tapi hanya ada satu kemungkinan jika kamu tidak mencoba, yaitu gagal.” Aku pun nyengir-nyengir sendiri merasa tersindir. -Ngepasi soale.
Orang yang ciut mental akan selalu punya alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Mereka sangat cerdas untuk menutup pintu-pintu kemungkinan. Mereka juga diberi kepandaian yang lebih untuk menganalisa berbagai kekurangan. Mereka lebih suka mengamati sisi mangga yang busuk dari pada mengupas sisi lain yang tidak busuk lalu memakannya.
Masihkah kamu sekarang bergaul dan cinta banget mengamati bagian mangga yang busuk hingga kamu tak sempat untuk mencari sisi atau bagian yang masih enak dimakan? Cepat bangun. Bangunlah sebelum kamu benar-benar tidak bisa bangun.
Ingin Keluar Dari Keanggotaan Cuttal sekarang..?
Mari kita keluar dari keanggotaan bareng-banreng…
Sangat perlu diketahui mengapa bisa terjadi ciut mental. Tanpa mengetahui sebab, akan sulit ditanggulangi tragedi ciutnya mental ini. Diperlukan penelusuran khusus terhadap diri sendiri. Mungkin sebab dari satu orang dan orang lainnya berbeda-beda.
Yang pertama, ciut mental hanya bisa dialami oleh orang yang belum bisa menghargai diri sendiri. Kedua, ciut mental hanya bisa dialami oleh orang yang suka berprasangka buruk, termasuk pada Tuhan. Ketiga, ciut mental hanya bisa dialami oleh orang yang hanya bisa memandang satu sisi saja. Mungkin masih ada tambahan lagi, jika berkenan silakan ditambah sendiri.
Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan bagaimana mengatasi ciutnya mental kecuali lakukan, lakukan dan lakukan. Namun aku tidak memaksa Kamu untuk keluar dari keanggotaan kaum cuttal lho. Jangan khawatir, pada kaum cuttal disediakan juga kenikmatan dan sensasi tersendiri dari Tuhan kok. Itu jika kamu bisa berfikir dan merasakan.
Apa yang akan terjadi dan kamu lakukan besok?
edy arif tirtana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar